Sabung Ayam Online – Perkembangan sejarah ayam shamo Jepang dari masa ke masa memang menarik. Sebagai pehobi sabung ayam, tentu saja anda sudah tidak asing dengan ayam shamo.
Ayam shamo Jepang terkenal bermental kuat, sangat ganas dan pantang menyerah di dalam arena. Ditambah lagi postur tubuhnya yang berdiri tegak layaknya manusia yang mengenakan kostum ayam.
Berikut adalah bacaan menarik mengenai perkembangan sejarah ayam shamo yang berhasil dikutip oleh Agen Sabung Ayam melalui tim indosport303.com.
Perkembangan Sejarah Ayam Shamo Jepang
Melalui kutipan yang berhasil kami rangkum untuk berita sabung ayam, pada awalnya ayam shamo di impor ke Jepang langsung dari Thailand pada awal abad ke 16.
Penguasa Jepang pada saat itu, Ieyashu Tokugawa, memperbolehkan pedagang dan pelaut lokal untuk berdagang dengan negara lain. Redseal, sebuah kapal yang secara khusus diberikan izin untuk berdagang, mempunyai akses ke India, Vietnam, China, Thailand, Filipina, Indonesia, Burma, dan masih banyak wilayah Asia lainnya.
Selain mengemban misi perdagangan, mereka juga terus mencari hal menarik yang bisa diimpor ke Jepang. Pada masa itu, ayam petarung menjadi salah satu komoditi yang diperdagangkan.
Lalu, ayam petarung disilangkan satu sama lain. Secara langsung ayam shamo dibiakkan oleh para peternak lokal pada masa itu. Lalu, dari hasil persilangan, terciptalah ayam shamo Jepang.
Ayam Shamo digolongkan menjadi dua kelas di Jepang, yaitu O–Shamo, Chu-Shamo. O-Shamo adalah jenis ayam petarung kelas berat yang ideal dari segi ukuran, berat, kekuatan, stamina, dan kecepatan. Sedangkan Chu-Shamo adalah kelas menengah.
Ayam Shamo Jepang
Sedangkan pengelompokkan oleh kalangan pecinta sabung ayam di Jepang, ayam shamo digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Buchidori atau sering juga disebut Semidori, yaitu kelompok ayam yang mempunyai leher kuat ditambah dengan ketangkasan yang baik. Namun, cenderung lemah dalam bertahan
2. Ukedori, yaitu ayam yang Memiliki pertahanan yang sangat baik, daya tahan yang kuat dan hanya menyerang ketika lawan sudah mulai lelah dan memberikan celah.
Selain golongan tersebut, peternak lokal Jepang juga tidak pernah berhenti dalam bereksperimen untuk mendapatkan jenis baru yang lebih ekstrim dari O-Shamo. Maka dari itu, muncullah beberapa bibit unggul baru seperti berikut:
Tosa Chibi
Jenis ini adalah yang terkecil dari keturunan Shamo. Dengan berat hanya mencapai 750gr. Bentuk badan cenderung kecil, dan berkaki pendek. Namun, terkenal menyerang secara brutal di dalam arena sabung ayam.
Ko-Shamo
Dalam keturunan Shamo kecil, Ko-Shamo adalah yang paling terkenal. Memiliki 1/3 fisik shamo pada umumnya. Tidak kenal takut dan sangat mudah untuk dilatih.
Kinpa
Sudah ada sejak tahun 1830, pertama kali ditemukan di kota Akita di Pulau Kyushu. Juga tergolong Shamo kecil dan hanya berbulu hitam. Namun, bisa dikatakan yang paling berat di kelasnya dengan berat jantan yang bisa mencapai 1,8kg dan betina 1,4kg.
Yamato
Ciri khas yamato adalah kepala yang besar dan berdaging. Dada lebar dan membulat, berkaki tebal, lurus dan panjang. Betinanya mampu memproduksi telur dalam jumlah banyak, namun tingkat kematian anakannya sangat tinggi.
Yakido
Sepintas mirip dengan ayam shamo pada umumnya, namun ini merupakan hasil persilangan dengan Chu-Shamo, hanya hadir dalam warna hitam dengan berat mencapai 2,6kg.
Chu-Shamo
Termasuk dalam kelas menengah jika dibandingkan dengan O-Shamo. Seringkali disilangkan satu sama lain untuk menghasilkan jenis yang lebih besar.
Satsumadori
Degan berat mencapai 3,7kg, termasuk kelas berat. Ayam yang sangat agresif ini sangat ganas apabila dihadapkan dengan lawan, namun sangat sulit untuk dilatih karena sifat agresifnya. Ciri utamanya adalah ekor yang lebat mengarah turun ke tanah.
Koeyoshi
Jenis ini hanya dibiakkan untuk diikutsertakan dalam kompetisi berkokok. Rekor berkokok pada ayam jenis ini adalah 20 detik dalam satu kali kokokan.
Berikut juga bisa anda simak kategori ayam shamo dari beratnya:
1. 4kg – 5kg = tipe yang menyerang dan bertahan dalam pertandingan durasi panjang
2. 3kg – 4kg = tipe bertahan, dan kebal terhadap pukulan
3. 3kg – 3,75kg = tipe terbaik dalam hal menyerang. Serangan yang cepat dan tepat sasaran
4. 3,5kg – 3,75kg = tipe satsumadori yang menyerang dengan benteng pertahanan yang sulit ditembus
5. 5kg – 7kg = tipe menyerang dan bertahan yang dikenal juga dengan sebutan Taiwan–Shamo.
Demikianlah pembahasan tentang perkembangan sejarah ayam shamo jepang, semoga bermanfaat bagi anda pehobi sabung ayam online.